terik pelita sejati menyinari persada sore ini
setangkai mawar
yang merekah indah tadi pagi,
kini layu setelah kumbang arjuna pergi
tak ada kata yang mencaci, hanya gerimis yang perlahan menjadi deras di
nurani
ingatan masa lalu mawar kembali menjadi bioskop dimata
hatinya
angan tentang indah cinta,
dan harap tentang megahnya
mahligai asmara
seakan menjadi cerita
cinta yang tiada akhirnya
semua begitu sempurna awalnya
mahligai asmara terwujud indah sebagaimana hakikatnya
jalinan cinta
dua makhluk-Nya, menjadi padang zamrud indah didunia
cerita cinta
yang penuh hari-hari bahagia
menguntai seribu makna,
dan menjadi
pupuk subur bagi keindahan asa
semua begitu indah tiada cela
sampai suatu ketika,
kumbang arjuna terpikat akan keharuman mawar
yang baru merekah
dan tanpa rasa bersalah,
kumbang arjuna pergi
meninggalkan mawar dengan seribu luka
tak ada air mata,
hanya
jiwa yang tersiksa dan gerimis nurani meratapi derita asmara
mawar
semakin layu, dirajam sinar pelita dunia
tak ada air mata,
hanya ucapan lirih yang akhirnya mawar ucapkan
satu kalimat
dari kelopak yang bersahaja
satu kalimat yang melukiskan semua
derita jiwanya
dan ketika pelita dunia semakin membara
satu
kalimat itu teruntai begitu saja
“sungguh suatu hal mustahil, jika
kuharapkan